Halaman

Selasa, 12 Juni 2012

Pewarna Buatan Sangat Berbahaya

food
Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya. Namun celakanya sudah sejak lama pula terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan.
Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.
Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi.Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus.

Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit. Sedangkan menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Hokoriku, Kanazawa , Jepang.

Efek Rhodamine B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati pada kultur sistem. Rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam rhodamine B menyebabkan berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa zat warna rhodamine B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml Rhodamine B. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang berarti, sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia.

Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B
- Acid Bruliant Pink B
- ADC Rhodamine B
- Aizen Rhodamine BH
- Aizen Rhodamine BHC
- Akiriku Rhodamine B
- Briliant Pink B
- Calcozine Rhodamine BL
- Calcozine Rhodamine BX
- Calcozine Rhodamine BXP
- Cerise Toner
- [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene] dietil ammonium klorida
- Cerise Toner X127
- Certiqual Rhodamine
- Cogilor Red 321.10
- Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
- Edicol Supra Rose B
- Elcozine rhodamine B
- Geranium Lake N
- Hexacol Rhodamine B Extra
- Rheonine B
- Symulex Magenta
- Takaoka Rhodmine B
- Tetraetilrhodamine

Sulitnya Mencari Makanan Sehat di Pasaran
Repotnya jadi konsumen di Indonesia! Memilih produk makanan yang sehat tampaknya perlu kerja keras. Bayangkan! Pengujian di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta, Semarang, maupun Medan, menunjukkan, setengah dari contoh produk pangan mengandung bahan tambahan makanan terlarang. Zat tambahan berbahaya yang paling sering ditambahkan produsen adalah zat pewarna rhodamine B dan methanyl yellow, pemanis buatan siklamat atau sakarin, serta pembuat kenyal berupa formalin atau boraks. Kendati, Badan POM telah cukup lama mensosialisasikan kepada konsumen maupun produsen, tampaknya belum ada tanda-tanda makanan yang mengandung zat berbahaya itu akan lenyap dari pasaran. Demikian terungkap dalam round table discussion perumusan strategi promosi keamanan pangan oleh Badan POM di Jakarta, belum lama ini. Masalah terbesar dalam penggunaan zat berbahaya ini adalah: kesadaran konsumen untuk lebih berhati-hati memilih makanan masih sangat rendah. Yang penting kenyang dan lezat. Sedangkan buat produsen, tak ada larangan tegas yang menghalangi mereka menambahkan zat apapun dalam produk mereka, terutama buat industri rumah tangga. Waspadai Makanan Berwarna Warni Rhodamine B, adalah pewarna tekstil, yang jadi favorit produsen untuk membuat warna produknya berwarna-warni menarik. Padahal, zat ini sangat beracun jika tertelan, terhirup maupun terserap lewat kulit. Zat ini juga bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.

Pengawet Makanan yang Bikin Umur Tak Awet
Formalin adalah zat pengawet yang paling sering digunakan produsen makanan yang tak bertanggung jawab. Larutan formaldehid sebenarnya berfungsi sebagai desinfektan. Formaldehid biasa digunakan industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, karpet, tekstil, cat, dan furnitur. Zat ini sangat iritatif, bisa menimbulkan luka bakar bahkan mematikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar